Cerita & Event

Tropical Forest Conservation Action for Sumatera 9

Sidapun

SMSB

Taman Nasional
Way Kambas

Proyek yang Kami Kerjakan sekarang

Camera Trap Monitoring

Pemantauan yang menggunakan kamera otomatis untuk merekam gambar atau video hewan di habitat alami mereka. 

Taman Nasional Way Kambas

Mitigasi Konflik Gajah dan Manusia di Taman Nasional Way Kambas

Pembangunan Mitigasi Konflik Gajah dan Manusia di TNWK

Terwujudnya kesepakatan mengenai kegiatan yang akan diatur dalam Perjanjian Kerjasama  antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang telah ada sebelumnya.

Membangun Solusi Bersama: Langkah-Langkah Mitigasi Konflik Gajah dan Manusia di Taman Nasional Way Kambas

Pada tanggal 24 dan 25 Januari 2024, Balai Taman Nasional Way Kambas menjadi saksi pertemuan yang penting dalam upaya mitigasi konflik antara gajah dan manusia. Pertemuan tersebut dihadiri oleh berbagai pihak terkait, seperti Bayu SN, Handoko, Budhi Waskito, Ahmad Cucus, dan Taqwan Thamrin, yang memiliki peran krusial dalam merumuskan solusi yang efektif.

Hari pertama pertemuan, yang diadakan di Balai Taman Nasional Way Kambas, disorot oleh dua peristiwa kunci. Pertama, disosialisasikannya rencana program kegiatan mitigasi dan deteksi dini konflik gajah dan manusia kepada pihak yang berkepentingan. Rencana ini melibatkan penggunaan sistem informasi untuk deteksi dini konflik tersebut. Melalui diskusi yang intens, kesepahaman tercapai untuk mendukung tujuan kegiatan ini. Penetapan Penanggung Jawab Kegiatan (PIC) juga diatur untuk memastikan kelancaran pelaksanaan beberapa kegiatan yang telah direncanakan.

Kemudian, kesepakatan kedua yang tercapai adalah mengenai perpanjangan kerjasama sesuai dengan Memorandum of Understanding (MOU) antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang telah ada sebelumnya. Langkah ini menegaskan komitmen bersama dalam menangani konflik gajah dan manusia secara efektif melalui kolaborasi yang lebih erat.

Pada hari kedua, pertemuan berlanjut di SMK Lampung dengan fokus utama mengenai pengembangan platform mitigasi konflik gajah dan manusia. Diskusi lebih lanjut melibatkan lebih banyak stakeholder yang bertujuan untuk memperluas jaringan dan dukungan dalam membangun solusi yang terukur dan berkelanjutan. Rencana konkret juga dibuat untuk menentukan data dan informasi dasar terkait titik atau wilayah yang menjadi fokus kegiatan mitigasi yang akan dilaksanakan.

Dengan adanya rapat ini, langkah-langkah konkret telah diambil untuk menjaga keseimbangan ekosistem di Taman Nasional Way Kambas dan mengurangi konflik yang dapat terjadi antara gajah dan manusia. Kolaborasi antar lembaga dan pihak terkait menjadi kunci sukses dalam merumuskan solusi yang holistik dan berkelanjutan untuk perlindungan satwa liar dan masyarakat sekitar.

Langkah-Langkah Konkret Menuju Solusi: Pembangunan Mitigasi Konflik Gajah dan Manusia di Taman Nasional Way Kambas Terus Berlanjut

Pada tanggal 6 Februari 2024, Balai Taman Nasional Way Kambas menjadi pusat perhatian dalam upaya membangun solusi konkret untuk mitigasi konflik antara gajah dan manusia. Pertemuan tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh penting seperti Ary Setijadi P, Agus Sukoco, Bayu SN, Yogi Andi, Handoko, dan Sarkawi, yang semua memiliki peran strategis dalam merumuskan program kegiatan yang akan dilaksanakan.

Presentasi dan pemaparan program kegiatan menjadi sorotan utama pada pertemuan tersebut. Beberapa pencapaian kunci telah berhasil diraih:

1. Terwujudnya kesepakatan mengenai kegiatan yang akan diatur dalam Perjanjian Kerjasama sesuai dengan Memorandum of Understanding (MOU) antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang telah ada sebelumnya. Hal ini menegaskan komitmen bersama untuk terus bekerja sama dalam menangani konflik gajah dan manusia.

2. Terjadi peningkatan sosialisasi kepada lebih banyak pihak terkait dalam membangun platform mitigasi konflik gajah dan manusia. Rencana penentuan data dan informasi dasar terkait titik atau wilayah yang tepat untuk kegiatan yang akan dilaksanakan juga mulai dirumuskan secara lebih konkret.

3. Telah dilakukan penentuan alat dan lokus yang akan digunakan dalam kegiatan, dengan koordinasi teknis yang detail bersama pihak Taman Nasional Way Kambas dan tim pendukung kegiatan di wilayah Lampung. Langkah ini menjadi fondasi penting untuk implementasi program ke depan.

4. Sosialisasi secara detail mengenai rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dan penentuan kebutuhan secara rinci kepada pihak Taman Nasional Way Kambas, komunitas di area kawasan, serta koordinasi teknis yang lebih mendalam dengan tim pendukung kegiatan di wilayah Lampung telah berhasil dilakukan.

Rapat ini menegaskan langkah-langkah konkret yang terus diambil untuk menjaga harmoni antara gajah dan manusia di Taman Nasional Way Kambas. Kolaborasi yang erat antara berbagai pihak menjadi kunci utama dalam merumuskan solusi yang terukur dan berkelanjutan. Diharapkan dengan terus berlanjutnya langkah-langkah ini, konflik antara gajah dan manusia dapat diminimalkan sehingga keberadaan keduanya tetap terjaga harmonis di lingkungan yang sama.

Langkah Strategis Menuju Harmoni: Kolaborasi dalam Mitigasi Konflik Gajah dan Manusia di Taman Nasional Way Kambas

Tanggal 19 hingga 20 Februari 2024 menjadi momen penting dalam upaya membangun solusi konkret untuk mengatasi konflik antara gajah dan manusia di Taman Nasional Way Kambas. Sejumlah kegiatan lapangan yang melibatkan berbagai pihak telah dilakukan dengan tujuan mencapai kesepakatan dan koordinasi yang lebih baik.

Pada tanggal 19 Februari 2024, di SMK Lampung, Yogi Andi, Diko Prasojo, Zalfa, dan Syarifudin Mubaroq melakukan kunjungan lapangan yang bertujuan untuk melanjutkan sosialisasi dan koordinasi dengan para pihak tim pendukung kegiatan. Para pihak yang terlibat meliputi universitas, SMK, beberapa desa penyangga, dan mungkin juga komunitas lain seperti YABI dan Alert. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan dan mengkoordinasikan lebih lanjut penggunaan sistem informasi dalam deteksi dini konflik antara gajah dan manusia serta mendorong kolaborasi yang erat dalam upaya mitigasi konflik tersebut.

Pada tanggal 20 Februari 2024, kegiatan berlanjut dengan kunjungan lapangan di PLG TNWK dan RS Gajah TNWK. Di PLG TNWK, Ary Setijadi P, Agus Sukoco, dan Bayu SN, bersama dengan Budhi Waskito, berhasil mencapai penentuan alat dan lokus yang akan digunakan dalam kegiatan, dengan koordinasi teknis yang detail bersama pihak TNWK dan tim pendukung kegiatan di wilayah Lampung. Selain itu, mereka juga berhasil menyosialisasikan secara detail rencana kegiatan yang akan dilakukan dan menentukan kebutuhan secara rinci kepada pihak TNWK, komunitas di area kawasan, serta melakukan koordinasi teknis yang lebih mendalam dengan tim pendukung kegiatan wilayah Lampung.

Di RS Gajah TNWK, kegiatan serupa dilakukan dengan fokus pada sosialisasi detail rencana kegiatan dan penentuan kebutuhan yang lebih rinci kepada pihak TNWK dan komunitas kewilayahan area kawasan. Koordinasi teknis yang lebih rinci dengan tim pendukung kegiatan wilayah Lampung juga dilakukan untuk memastikan kelancaran pelaksanaan program mitigasi konflik gajah dan manusia.

Sementara itu, di SMK di Desa Penyangga TNWK, Yogi Andi bersama narsum 1 dan narsum 2 melakukan kegiatan sosialisasi tentang penggunaan sistem informasi untuk deteksi dini konflik antara gajah dan manusia. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep dan mendorong kolaborasi dalam upaya mitigasi konflik yang sedang dilakukan.

Kolaborasi yang erat antara berbagai pihak menjadi kunci sukses dalam merumuskan solusi yang holistik dan berkelanjutan dalam mitigasi konflik gajah dan manusia di Taman Nasional Way Kambas. Dengan terus berlanjutnya langkah-langkah ini, diharapkan harmoni antara gajah dan manusia dapat terjaga dengan baik untuk keberlangsungan ekosistem yang seimbang dan lestari.

Membangun Kesadaran Kolaboratif: Sistem Informasi Deteksi Dini Konflik Gajah-Manusia di Taman Nasional Way Kambas

Dalam rangka menghadapi tantangan konflik antara gajah dan manusia, serangkaian kegiatan sosialisasi dan diskusi telah dilakukan di berbagai tempat di sekitar Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Kegiatan ini dipandu oleh Yogi Andi, dengan kehadiran narsum yang kompeten dalam bidangnya.

Pada tanggal 19 Maret 2024, di SMK Nusantara Lampung Timur, Yogi Andi bersama narsum 1 dan narsum 2 menjalankan program sosialisasi. Mereka memberikan penjelasan mendalam tentang konsep dan fungsi sistem informasi untuk deteksi dini konflik gajah-manusia. Tak hanya itu, demonstrasi dan simulasi penggunaan sistem informasi yang telah dikembangkan juga dilakukan, memberikan gambaran yang jelas kepada peserta tentang bagaimana sistem ini beroperasi dalam situasi nyata.

Pada tanggal 20 Maret 2024, kantor Balai TNWK menjadi arena bagi Yogi Andi dan narsum 1 serta narsum 2 untuk kembali menyelenggarakan kegiatan sosialisasi. Kali ini, diskusi lebih terfokus pada peran masing-masing pihak terkait dalam penerapan dan pengembangan sistem informasi deteksi dini. Mereka menekankan pentingnya kerjasama lintas sektor antara TNWK, masyarakat desa, perguruan tinggi/SMK, dan tim peneliti dalam upaya mitigasi konflik. Keterlibatan semua pihak ini dianggap krusial untuk berhasilnya implementasi solusi yang holistik.

Pada tanggal 26 Maret 2024, diskusi serupa dilakukan di Rumah Lebah (Labuhan Ratu VII) yang melibatkan Agus Sukoco, Handoko, dan Sarkawi. Mereka kembali membahas peran penting setiap pihak dalam penerapan dan pengembangan sistem informasi deteksi dini. Konsep kerjasama lintas sektor tetap menjadi fokus utama, dengan penekanan pada pentingnya sinergi antara TNWK, masyarakat desa, perguruan tinggi/SMK, dan tim peneliti dalam upaya mitigasi konflik.

Langkah-langkah ini mencerminkan kesadaran kolaboratif yang terus tumbuh dalam mengatasi tantangan konflik gajah-manusia di TNWK. Melalui pendekatan yang holistik dan kerjasama yang erat antara semua pihak terkait, diharapkan solusi yang efektif dan berkelanjutan dapat tercapai untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan keharmonisan antara satwa liar dan manusia di area tersebut.

Menguatkan Strategi Implementasi: Kolaborasi Menuju Keberlanjutan Program Deteksi Dini Konflik Gajah-Manusia di Desa Penyangga

Tanggal 2 April 2024, di Desa Penyangga, Agus Sukoco, Handoko, dan Sarkawi bersama narsum 1 dan narsum 2 mengadakan kegiatan sosialisasi yang menitikberatkan pada strategi implementasi sistem informasi deteksi dini konflik gajah-manusia. Dalam sesi ini, mereka mengidentifikasi hambatan dan tantangan yang mungkin timbul selama implementasi sistem informasi tersebut. Diskusi pun mengarah pada pembahasan strategi untuk mengatasi hambatan tersebut dan memastikan keberlanjutan program secara keseluruhan.

Kemudian, pada tanggal 16 April 2024, di Desa Penyangga (Rumah Konservasi), Agus Sukoco, Handoko, dan Sarkawi kembali menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dengan fokus pada diskusi tentang peran masing-masing pihak terkait dalam penerapan dan pengembangan sistem informasi deteksi dini. Mereka menekankan pentingnya kerjasama lintas sektor antara Taman Nasional Way Kambas (TNWK), masyarakat desa, perguruan tinggi/SMK, dan tim peneliti dalam upaya mitigasi konflik.

Kegiatan ini menegaskan komitmen dan kesadaran kolaboratif yang terus tumbuh dalam menjaga harmoni antara gajah dan manusia di sekitar TNWK. Strategi implementasi yang matang dan pemahaman yang mendalam tentang peran setiap pihak menjadi kunci utama dalam menjaga keberlanjutan program deteksi dini konflik gajah-manusia. Melalui kerjasama yang erat antara semua pihak terlibat, diharapkan konflik dapat diminimalkan sehingga lingkungan dapat tetap seimbang dan lestari bagi kedua belah pihak.

Mewujudkan Era Digital dalam Konservasi Gajah: Teknologi dan Kolaborasi untuk Keberlanjutan

Tanggal 7 Maret 2024, para ahli dan pemangku kepentingan utama berkumpul dalam konsultasi publik daring untuk membahas langkah-langkah penting dalam mewujudkan era digital dalam konservasi gajah. Dalam pertemuan ini, beberapa poin kunci telah diangkat:

Pertama-tama, perlu fokus pada pengumpulan data dan analisis pola perilaku gajah serta interaksi mereka dengan manusia. Dengan teknologi sensor gerak, kamera, dan kecerdasan buatan, kita dapat meningkatkan sistem deteksi gajah secara real-time, yang merupakan langkah awal yang penting dalam mitigasi konflik gajah-manusia.

Selanjutnya, digitalisasi Pusat Latihan Gajah juga menjadi sorotan. Melalui teknologi, pusat ini dapat meningkatkan efisiensi pelatihan gajah untuk kegiatan konservasi, pariwisata berkelanjutan, dan pekerjaan di sektor pertanian. Hal ini memungkinkan manajemen data gajah yang lebih efisien, perencanaan pelatihan yang lebih terstruktur, dan bahkan pelatihan jarak jauh untuk penanggung jawab gajah di seluruh dunia.

Pada tanggal 21 Maret 2024, di UBL, diskusi berlanjut dengan fokus pada perencanaan konektivitas yang matang menggunakan teknologi modern seperti mini satelit, 4G, dan 5G. Para pakar juga menyoroti pentingnya penambahan perangkat seperti panel surya tahan cuaca untuk meningkatkan performa kamera, integrasi sistem IoT, dan pengembangan tombol darurat dengan kecepatan pengiriman data yang optimal.

Pakar juga menekankan pentingnya kolaborasi dan komunikasi yang baik dalam menguraikan program-program ini pada berbagai pihak, termasuk masyarakat umum. Aspek literasi data, literasi manusia, dan literasi digital juga ditekankan sebagai bagian penting dari pelaksanaan program ini. Selain itu, peran kelembagaan dalam pengembangan program ini juga disoroti untuk memastikan keberlanjutan dari sisi ekonomi, lingkungan, dan kemanusiaan.

Dalam konteks pembangunan berkelanjutan (SDGs), upaya ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi manusia dan lingkungan, menciptakan era baru dalam konservasi gajah yang mengintegrasikan teknologi canggih dengan kolaborasi yang solid dari berbagai pihak terkait.

Sosialisasi Sistem Konektivitas Teknologi Informasi untuk Mitigasi Konflik Gajah-Manusia di Taman Nasional Way Kambas

Pada hari Senin, 2 April 2024, telah dilaksanakan kegiatan sosialisasi sistem konektivitas teknologi informasi untuk mendukung mitigasi konflik antara gajah Sumatera dan manusia di Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Tropical Forest Conservation Action Sumatera yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknologi penanganan konservasi, khususnya gajah Sumatera, melalui transformasi platform digital di lanskap TNWK.

Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa pihak yang berkepentingan, termasuk perwakilan dari Balai Taman Nasional Way Kambas, Institut Teknologi Bandung, serta beberapa pihak pendukung lainnya seperti universitas, sekolah menengah kejuruan, desa penyangga, dan beberapa komunitas lokal.

Dalam sosialisasi ini, dibahas mengenai rencana program kegiatan mitigasi dan deteksi dini konflik gajah-manusia di TNWK melalui penggunaan sistem informasi digital. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan sinergi di antara para pemangku kepentingan dalam mendukung tercapainya tujuan konservasi.

Selain itu, pada kegiatan ini juga dibahas mengenai rencana penentuan data dan informasi dasar terkait titik atau wilayah yang tepat untuk melaksanakan kegiatan, serta penentuan alat dan lokasi yang akan digunakan. Hal ini dilakukan dalam rangka koordinasi teknis yang lebih rinci dengan pihak TNWK dan tim pendukung kegiatan di wilayah Lampung.

Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat terbangun platform mitigasi konflik gajah-manusia yang terintegrasi dengan baik, serta tercapai kesepakatan dan pemahaman bersama di antara para pemangku kepentingan untuk mendukung tujuan konservasi di Taman Nasional Way Kambas.

Dalam upaya menjaga harmoni antara gajah Sumatera dan manusia di TNWK, langkah-langkah konkret akan diimplementasikan berdasarkan hasil diskusi dan kesepakatan yang tercapai dalam kegiatan sosialisasi ini. Rencana tindak lanjut yang komprehensif akan disusun untuk memastikan kelancaran pelaksanaan program mitigasi konflik yang telah dirancang.

Selain itu, kolaborasi lintas sektor dan pemangku kepentingan akan ditingkatkan untuk memastikan keberlanjutan upaya konservasi di TNWK. Penguatan kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat lokal, dan komunitas terkait akan menjadi kunci dalam mencapai keberhasilan dalam menjaga ekosistem hutan tropis dan keberlangsungan hidup gajah Sumatera.

Dengan demikian, melalui langkah-langkah konkret dan kolaborasi yang kokoh, diharapkan konflik antara gajah Sumatera dan manusia dapat diminimalkan, sementara upaya konservasi hutan tropis di Taman Nasional Way Kambas dapat terus ditingkatkan demi keberlangsungan ekosistem dan kehidupan flora dan fauna di wilayah tersebut.

Partner Kami

Sponsor kami memainkan peran penting dalam mendukung misi kami untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan di Indonesia. Kontribusi mereka yang dermawan membantu kami menerapkan solusi inovatif berbasis alam serta strategi pengelolaan bentang alam dan laut yang terintegrasi, yang menciptakan dampak positif jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan.

Jln Pelajar Pejuang 45 No Bandung - Indonesia

About Us
Member
Contact Us
Project
Connservation
Green Energy
Rewilding
Further Information
Terms & Condition
Privacy Policy
Find Us